Grup WhatsApp Gurindam 12 awalnya dibentuk sebagai wadah komunikasi bagi para pendidik, pengawas, dan stakeholder pendidikan dari berbagai daerah di Kepulauan Riau dan sekitarnya. Diresmikan pada Oktober 2023 oleh Fardinal, grup ini perlahan-lahan berkembang menjadi komunitas yang aktif dan dinamis. Meski sederhana, grup ini menjadi saksi pertukaran ide-ide penting dalam dunia pendidikan.
Pada awalnya, hanya segelintir orang yang bergabung, kebanyakan berasal dari komunitas pendidikan lokal. Namun, seiring berjalannya waktu, anggota grup bertambah dengan masuknya guru, kepala sekolah, dan pengawas dari berbagai wilayah. Ketika Fatima, seorang pakar pendidikan, bergabung pada Juni 2024, diskusi mulai lebih terarah, terutama soal inovasi dan strategi pembelajaran modern.
Grup ini menjadi semakin aktif setelah hasil kunjungan Mendikdasmen dibagikan pada 15 November 2024. Informasi seperti penyederhanaan e-kinerja, pengenalan mata pelajaran AI dan coding, serta pendekatan restorasi justice dalam mendidik siswa memicu diskusi yang mendalam. Anggota grup, termasuk pengawas Tanjung Pinang dan beberapa guru senior, menyambut baik kebijakan ini karena dianggap mendukung kualitas pendidikan yang lebih baik.
Namun, di sisi lain, ada juga perdebatan tentang kebijakan pemenuhan jam mengajar yang tidak harus tatap muka. Beberapa anggota merasa kebijakan ini dapat mengurangi interaksi langsung antara guru dan siswa, sementara yang lain melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas melalui pelatihan guru.
Pada bulan November 2024, grup ini semakin ramai dengan anggota baru yang terus berdatangan. Tidak hanya dari kalangan pendidikan, tetapi juga dari sektor lain seperti marketing, yang memperluas jaringan grup. Beberapa anggota, seperti Rumaniah dan Sabam Nadeak, bahkan berbagi pengalaman unik mereka dalam mendidik siswa di daerah terpencil.
Saat diskusi semakin berkembang, Fardinal mengambil langkah tegas dengan membatasi siapa saja yang dapat mengubah pengaturan grup. Keputusan ini disambut baik oleh sebagian besar anggota, karena membantu menjaga fokus grup pada diskusi yang relevan dengan pendidikan.
Pada pertengahan bulan, diskusi menarik lainnya terjadi saat Abdul Mukti, seorang tokoh pendidikan terkenal, membagikan rangkuman tentang "7 Kebiasaan Baru Anak Hebat". Informasi ini mendapat respons positif, terutama karena banyak anggota merasa bahwa kebiasaan ini bisa menjadi dasar untuk membentuk karakter siswa.
Selain diskusi serius, grup ini juga menjadi tempat berbagi praktik baik. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika Iskandar, pengawas dari Tanjung Pinang, berbagi kisah tentang bagaimana ia membantu seorang siswa putus sekolah kembali ke bangku pendidikan. Cerita ini menginspirasi banyak anggota untuk lebih peduli pada siswa yang rentan.
Pada akhirnya, Gurindam 12 tidak hanya menjadi grup WhatsApp biasa. Grup ini berhasil menyatukan berbagai individu dengan latar belakang berbeda untuk bekerja bersama demi tujuan yang mulia: meningkatkan kualitas pendidikan. Hingga akhir tahun 2024, grup ini terus menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan dukungan bagi para pendidik yang ingin menciptakan perubahan positif di lingkungan mereka.
إرسال تعليق
Silahkan berkomentar dengan sopan. Trimakasi