Adat Budaya Batak Mangongkal Holi

Adat Budaya Batak, Masyarakat Batak Toba banyak kita temukan pesta Mangongkal holi berarti  menggali tulang-belulang orang mati atau sering disebut saring-saring yaitu tulang  tengkorak yang meninggal. Perlu diingat bahwa bila yang digali itu seorang nenek atau  ibu, maka hula-hulanya akan menyiapkan ulos panampin atau ulos penimpus. Bila yang  digali itu seorang kakek atau bapak, maka pamannya (na mamupus) yang menyiapkan  ulos panampin. Keharusan adanya ulos panampin di waktu menggali tulang-belulang  dengan keharusan menutup mayat dengan ulos saput ketika hendak dikubur. Kerabat  pemberi ulos saput itulah yang menyiapkan ulos panampin ketika digali.  

 Kalau unsur hula-hula yang menyiapkan ulos penampin harus terlibat dalam  penggalian, sangatlah tidak baik bila tidak disertai dongan sabutuha. Bila kedua unsur  tersebut sudah ikut terlibat, tentu sajalah kerabat boru/bere pun sudah menjadi keharusan  terlibat. Selanjutnya dilaksanakan doa bersama ditindak lanjuti acara makan bersama.  

 Adapun menggali tulang-belulang adalah untuk dipindahkan dan dikubur ketambak 

na timbo atau akan disimpan di batu napir. Bila yang akan digali itu dulu waktu meninggal  tergolong mate mangkar atau mate hatungganeon, kini anak cucunya sudah mampu  membuat kuburannya tambak na timbo atau batu napir, maka hula-hula yang akan  menyediakan ulos panampin pun pantas pula mendapat penghormatan. Penghormatan  yang dimaksud ialah membuat hula-hula tersebut uli rohana (senang hatinya). Untuk itu  perlu disepakat dengan baik mengenai piso naganjang atau upa ungkap hombung  

0 Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan. Trimakasi

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan. Trimakasi

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama