Kisah daerah tempat Ibu berasal


 Kisah daerah tempat Ibu berasal


Aku akan menceritakan sedikit kisah Hidup ibuku.  Aku memanggilnya Bunda. Setiap hari aku selalu

berbincang dengannya, tak peduli kapan pun ia selalu memiliki waktu luang untuk anak anak nya. Ibu adalah tempat ku menceritakan semua keluh kesah ku. Aku tinggal bersama kedua orang tua dan kakak ku. Ayahku adalah seorang karyawan swasta. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. 

Aku dan kakak perempuan ku memiliki jarak umur yang cukup jauh, karena saat ini sudah menjadi mahasiswa. 


Bunda berasal dari kota pekanbaru yang terletak di kecamatan tenayan raya. Bunda merupakan anak ke 4 dari 10 bersaudara. Beliau merupakan anak perempuan tertua. Maklum saja, orang tua pada masa itu memang memiliki banyak sekali anak.Tak heran jika sekarang pun aku memiliki banyak garis kekerabatan. Bunda bukanlah berasal dari keluarga yang berada. Tetapi bersama nya, kami anak anaknya tak pernah merasakan kekurangan. Karena ia tidak ingin kami merasakan kesulitan nya dahulu. 


Riau adalah salah satu wilayah yang strategis dan memiliki banyak budaya-budaya warisan kerajaan yang pernah mendudukinya. Salah satu warisan seni budaya khas Riau  tersebut yaitu alat musik gambus. Provinsi Riau merupakan daerah yang kaya akan kebudayaan yang lahir dari beragam suku bangsa. Bahasa daerah yang digunakan dalam keseharian yaitu menggunakan Bahasa Melayu Riau. Bahasa ini mirip dengan Bahasa Indonesia. Pemilihan Bahasa ini sebagai akar Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebijakan pemerintah Hindia-Belanda.

Budaya Riau hampir sama dengan kebudayaan di Sumatera, Malaysia, dan Singapura. Hal ini disebabkan karena wilayah mereka yang berdekatan, menjadikan suku kebudayaan khas daerah Riau didominasi oleh suku Melayu. Namun, meski karena itu bunda ku merupakan suku jawa. 


Disetiap aku berkunjung pasti selalu ada kue kesukaan ku dirumah nenek, namanya kue bangkit. Kue bangkit adalah kue khas Pekanbaru yang juga berbentuk seperti bunga. Kue ini banyak dijumpai di toko oleh-oleh dan sering dijadikan sebagai kue lebaran bagi masyarakat setempat.Selain ciri khas bentuknya yang unik, kue bangkit memiliki tekstur yang unik karena terlihat teksturnya terlihat keras, tapi saat dimasukkan ke dalam mulut akan langsung lumer. Kue bangkit dibuat dari campuran bahan dasar tepung sagu yang dicampur dengan gula dan bahan tambahan lainnya.


Saat berkunjung ke sana aku juga melihat  masjid Raya Senapelan atau Masjid Raya Pekanbaru yang merupakan salah satu masjid tertua di Kota Pekanbaru , tempat ibadah umat Islam ini merupakan sisa peninggalan Kesultanan Siak di Pekanbaru. Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Kesultanan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil yang berasal dari Johor bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Masjid ini mulanya dibangun pada tahun 1762. Selain bangunan bersejarah, disana juga terdapat kawasan wisata lainnya yang bersifat sejarah seperti:


Museum Daerah Sang Nila Utama

Rumah Singgah Tuan Kadi

Cagar Budaya Prasasti Pengibaran Merah Putih Pertama di Pekanbaru

Tugu Titik Nol Kilometer di Pekanbaru

Monumen Kereta Api.


Beberapa sekolah favorit yang terdapat di pekanbaru:


SD Negeri 36 Pekanbaru

SD ANNUR

SMP Negeri 4 Pekanbaru

SMP Negeri 1 Pekanbaru

SMA Dharma Yudha

MAN Insan Cendekia Siak


Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur. Memiliki beberapa anak sungai antara lain : Sungai Umban Sari, Air Hitam, Siban, Setukul, Pengambang, Ukui, Sago, Senapelan, Limau, Tampan dan Sungai Sail.

Sungai Siak juga merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.


Kota Pekanbaru berbatasan dengan daerah Kabupaten/Kota :

Sebelah Utara    :     Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

Sebelah Selatan :     Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan

Sebelah Timur    :    Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan

Sebelah Barat    :     Kabupaten Kampar

ANA

0 Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan. Trimakasi

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan. Trimakasi

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama